GoTo Alihkan Aset Motor Listrik Senilai 23,6 Miliar Rupiah ke Electrum

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) melalui anak usaha PT Rekan Anak Bangsa (RAB) melepas aset motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang senilai 23,6 miliar Rupiah kepada PT Energi Kreasi Bersama (EKB). 

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, RAB dan EKB menandatangani jual-beli aset yang terdiri dari 251 unit kendaraan sepeda motor listrik Smartscooter Gogoro 2 Plus dan 502 unit perlengkapan kendaraan baterai sepeda motor listrik Smartscooter Gogoro 2 Plus pada 29 Juli 2022.

Manajemen GoTo mengungkap telah mempertimbangkan langkah ini sesuai pengembangan usaha masing-masing. Pihaknya menilai pengelolaan serta pengembangan usaha perdagangan aset sepeda motor listrik, perlengkapan baterai, dan merek dagang lebih optimal dikelola oleh EKB.

“Perusahaan akan mendapat manfaat secara tidak langsung, yakni portofolio melalui perolehan dividen yang diterima perusahaan dari EKB di masa mendatang. Hal ini mengingat GoTo melalui RAB memiliki 38.875 saham atau mewakili 50% dari total modal ditempatkan dan disetor EKB,” demikian pernyataan manajemen GoTo.

Seperti diketahui, PT Energi Kreasi Bersama (Electrum) merupakan perusahaan patungan (JV) kendaraan listrik roda dua yang didirikan oleh PT TBS Energi Utama Tbk (IDX: TOBA) dan Grup Gojek (sebelum IPO) pada November 2021. Sebagai komitmen awal, nilai investasi yang dikucurkan sebesar $10 juta dari total $1 miliar dalam lima tahun ke depan.

Ramai proyek kendaraan listrik

Sejak beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi dan energi hingga pemodal ventura ramai-ramai menggarap proyek kendaraan listrik. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara dengan target produksi 600 ribu mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

DailySocial.id mencatat sejumlah inisiatif hijau ini datang dari model kemitraan. Misalnya, PT Indika Energy Tbk (IDX: INDY) bersama Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures mendirikan perusahaan patungan Ilectra Motor Group (IMG) dengan total investasi sebesar $15 juta.

Kemudian, NFC Indonesia menggandeng SiCepat untuk mendirikan PT Energi Selalu Baru (ESB) yang akan difokuskan pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai, dan layanan pendukung lain. Bahkan Grab telah memulai inisiatif ini sejak 2019 dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara bertahap yang dimulai dari kawasan Jabodetabek.

Bicara pengembangan kendaraan listrik, baterai merupakan komponen yang memakan 35% dari biaya produksi. Meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik akan mendorong perannya dalam rantai pasok industri di skala global. Apalagi Indonesia memiliki posisi kuat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, dan cadangan bahan baku primer, seperti cobalt, mangan, dan aluminium masih tinggi.

Berdasarkan laporan Deloitte, pertumbuhan tahunan global pada kendaraan listrik mencapai 29% dalam sepuluh tahun ke depan. Total penjualan kendaraan listrik dari 2,5 juta di 2020 diperkirakan meroket ke angka 11,2 juta di 2025 dan 31,1 juta di 2030.

Sumber : https://dailysocial.id/post/goto-alihkan-aset-motor-listrik-senilai-236-miliar-rupiah-ke-electrum

Emiten Jusuf Kalla (BUKK) Setor Rp140 M ke Pabrik Nikel BMS

Emiten milik Jusuf Kalla, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) melakukan investasi peningkatan setoran modal ke dalam pihak afiliasi dari Perseroan, yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) secara bertahap sebesar Rp 240 miliar.

BMS merupakan anak usaha BUKK yang bergerak dalam bidang industri pembangkit tenaga listrik, pertambangan bijih nikel dan perdagangan besar logam dan bijih logam dengan kepemilikan 30% saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan setoran modal tersebut akan dilaksanakan oleh Perseroan dengan menggunakan sumber pendanaan dari dana pinjaman yang diperoleh perseroan dari perusahaan afiliasi perseroan lain, yaitu PTME.

Transaksi pinjaman afiliasi yang dilakukan antara perseroan dan PTME secara bertahap sebesar USD 16.000.000 atau ekuivalen dengan Rp 240 miliar. Jumlah tersebut merupakan 5,63 % dari ekuitas perseroan berdasarkan pada laporan keuangan konsolidasian perseroan dan entitas anak untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2023 yang sebesar Rp 4,25 triliun.

Pertimbangan dan alasan dilakukannya transaksi karena perseroan berencana untuk mengembangkan bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan meningkatkan investasi penyertaan modal di BMS yang bergerak di bidang pengembangan energi dan pertambangan.

“Perseroan bermaksud untuk turut serta berkontribusi dalam pengembangan energi nasional dan penyediaan bahan baku energi melalui kegiatan pertambangan,” tulis manajemen, Rabu (15/11).

Transaksi ini akan memberikan nilai tambah bagi Perseroan. Dengan terlaksanakannya transaksi ini, perseroan akan dapat semakin mengembangkan usahanya di bidang Investasi energi dan pertambangan. Selain itu transaksi ini akan meningkatkan laba perseroan yang dapat menciptakan nilai tambah kembali bagi pemegang saham perseroan.

Transaksi Peningkatan setoran modal oleh Perseroan kepada BMS akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan permodalan BMS, dan untuk pertama kali, rangkaian transaksi bertahap ini telah dimulai oleh Perseroan pada tanggal 13 November 2023.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20231115104703-17-489148/emiten-jusuf-kalla–bukk–setor-rp140-m-ke-pabrik-nikel-bms

Harita Nickel (NCKL) Akuisisi Tambang Baru, Cadangan Nikel Bertambah

Emiten nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) mengakuisisi PT Gane Tambang Sentosa dengan nilai transaksi sebesar Rp7,9 miliar. Aksi ini membuat cadangan nikel perseroan akan bertambah.

Manajemen Harita Nickel mengatakan akuisisi 99% saham PT Gane Tambang Sentosa yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara akan menambah cadangan bijih nikel menjadi 302 juta wmt.

“[tambahan ini] akan menjadikan Harita Nickel sebagai perusahaan tambang nikel terbesar ke-5 di Indonesia berdasarkan sumber daya,” kata manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (30/11/2023).

PT GTS memiliki konsesi tambang nikel yang belum beroperasi dengan luas area sebesar 2.314 hektar dengan masa berlaku IUP sampai dengan tahun 2040. NCKL merencanakan akan melakukan aktivitas pengeboran untuk mengetahui besaran cadangan dan sumber daya bijih nikel.

Pada saat yang bersamaan, Harita Nickel juga meningkatkan kepemilikan saham di PT Gane Permai Sentosa (GPS) dari semula 70% menjadi 99%. Selain dapat meningkatkan sumber daya dan cadangan bijih nikel, akuisisi senilai Rp48,8 miliar ini di harapkan dapat memperkuat kontribusi finansial terhadap NCKL.

Pada akhir November 2023, NCKL memiliki estimasi cadangan bijih nikel sekitar 302 juta wmt. Dengan melakukan eksplorasi lebih lanjut pada 4 tambang yang dimiliki yaitu PT Obi Anugerah Mineral, PT Jikodolong Mega Pertiwi, PT Karya Tambang Sentosa, dan PT Gane Tambang Sentosa, cadangan bijih nikel yang dibutuhkan oleh anak usaha Harita Nickel akan meningkat.

PT GTS dan PT GPS adalah perusahaan afiliasi dari Harita Nickel. Transaksi akuisisi telah dilakukan secara transparan sesuai dengan penilaian dari lembaga independen dari KJPP yang ditunjuk.

Seperti yang diketahui, NCKL sendiri memiliki area Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang mencapai sekitar 9.000 hektar, yang terdiri empat konsesi tambang. Saat ini, terdapat dua tambang yang sudah beroperasi, dan dua tambang lainnya akan dioperasikan untuk mendukung pasokan bahan baku bijih nikel di masa mendatang.

Selain itu, Harita Nickel juga akan terus berusaha untuk meningkatkan usia tambang dan cadangan bijih nikel dengan mengakuisisi konsesi tambang lainnya dan bekerja sama dengan perusahaan tambang lokal lainnya.

Sumber : https://market.bisnis.com/read/20231130/192/1719784/harita-nickel-nckl-akuisisi-tambang-baru-cadangan-nikel-bertambah

CLEO Akan Caplok Distributor Air Kemasan Milik Hermanto Tanoko Rp180 M

Perusahaan air minum dalam kemasan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) berencana untuk melakukan pembelian saham PT Sentralsari Primasentosa (SPS)  senilai Rp 180.000.000.000. CLEO akan memperoleh 100.000 saham baru setara 80 persen saham SPS dengan nilai konversi Rp 1.800.000,- per saham.

Lukas Setio Wongso Corporate Secretay CLEO dalam keterangan resmi Rabu (25/10) menyampaikan bahwa  dalam rangka pembelian ini perseroan  akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada tanggal 30 November 2023.

Ditambahkan, rencana transaksi ini dilakukan dengan tujuan efektifitas dan efisiensi pengelolaan manajemen distribusi produk-produk yang dimiliki Perseroan dalam satu payung grup usaha.

Dengan demikian, diharapkan terjalin integrasi dan konsolidasi usaha mengingat SPS adalah sebagai distributor tunggal Perseroan yang bergerak di bidang usaha AMDK agar bisa terus mengembangkan dan meningkatkan volume usaha Perseroan di masa mendatang mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan karakteristik pengelolaan logistik dan distribusi yang memiliki tantangan tersendiri, jelas Lukas

Lukas menambahkan, perseroan akan mengunakan dana pinjaman bank jangka panjang untuk menguasai perusahaan distributor air kemasan milik Hermanto Tanoko melalui Tancorp Global Sentosa.

Transaksi ini, juga akan memberikan dampak yang positif terhadap pencapaian kinerja usaha dan keuangan Perseroan di masa yang akan datang.

” Jika perusahaan tersebut telah terkonsolidasi, maka pendapatan CLEO akan mendapat tambahan sebesar Rp968,34 miliar menjadi  Rp1,72 triliun bila mengacu pada laporan keuangan semester I 2023”, jelasnya

Sumber: https://emitennews.com/news/cleo-akan-caplok-distributor-air-kemasan-milik-hermanto-tanoko-rp180-m

Wijaya Karya (WIKA) Akuisisi Produsen Motor Listrik Gesits

JAKARTA – Entitas usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON) mengambilalih seluruh saham milik PT Gesits Technologies Indo (GTI) pada PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA).

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya mengatakan WIKON telah mengakuisisi 6.800 lembar saham atau setara 10,66% saham WIMA dari GTI dengan skema jual beli. Nilai transaksi sebesar Rp36,5 miliar.

“Melalui transaksi tersebut, kini WIKON menjadi 100 persen pemegang saham pada WIMA,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 September 2021.

Mahendra menyebut bahwa transaksi tersebut memberikan dampak positif bagi kelangsungan kegiatan usaha WIMA. Selain itu, kata dia, hal ini turut memberikan nilai tambah bagi perseroan.

WIMA sendiri adalah perusahaan patungan (joint venture) antara WIKON dengan GTI yang didirikan pada tahun 2018. WIMA bergerak di bidang industri manufaktur dan assembling, khususnya di sepeda motor listrik.

Berdasarkan laman resmi WIMA, perusahaan merupakan produsen motor listrik dengan merek Gesits. Perusahaan mengaku akan terus menerus melakukan inovasi dan perubahan demi memberikan pelayanan jasa terbaik kepada seluruh pelanggan.

Hal ini sejalan dengan visi perusahaan menjadi perusahaan yang terkemuka di Asia Tenggara, bahkan menguasai pasar sepeda motor listrik di dunia.

Sumber : https://www.trenasia.com/wijaya-karya-wika-akuisisi-produsen-motor-listrik-gesits

Anak Usaha Astra International (ASII) Belanja Truk Senilai Rp74 Miliar

JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan transaksi afiliasi terkait jual beli aset oleh anak usahanya, PT Serasi Logistics Indonesia (SLI) pada 26 juni 2023.

Perjanjian Jual Beli Aset tanggal 26 Juni 2023 menunjukkan transaksi antara PT United Automobil Sembilanpuluh Utama (UAS) sebagai penjual dan SLI sebagai pembeli.

SLI membeli aset kendaraan truk sebanyak 228 unit milik United Automobil Sembilanpuluh Utama (UAS) senilai Rp74 miliar.

Tujuan transaksi tersebut untuk pengembangan bisnis SLI di bidang pengangkutan, yang nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan sebagai pemegang saham tidak langsung dari SLI.

“Transaksi merupakan suatu transaksi afiliasi dikarenakan terdapat hubungan afiliasi (sebagaimana didefinisikan dalam Undang- Undang Pasar Modal dan POJK 42/2020) antara UAS dengan SLI yang keduanya merupakan perusahaan terkendali Perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu, 5 Juli 2023.

Manajemen memastikan transaksi ini tidak berpotensi mengakibatkan terganggunya kelangsungan usaha Perseroan. Perseroan telah memenuhi prosedurnya untuk memastikan bahwa transaksi dilaksanakan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.

“Berdasarkan pernyataan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, Transaksi tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud pada POJK 42/2020.”

Sumber : https://www.trenasia.com/anak-usaha-astra-international-asii-belanja-truk-senilai-rp-74-miliar

DEPO Sepakat Gandeng SCG Untuk Datangkan Produk Impor

Jakarta – PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) dan SCG Distribution Co Ltd menyepakati perjanjian penyediaan layanan barang impor. Transaksi yang dilakukan tersebut merupakan suatu Transaksi Afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020, di mana SCG Distribution Co.Ltd merupakan Afiliasi dari Perseroan.

“Namun Transaksi Afiliasi ini bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020,” ungkap manajemen DEPO seperti dikutip dari dokumen perseroan kepada BEI yang dirilis Rabu (5/7).

Manajemen DEPO menegaskan, transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Perseroan ini telah melalui prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 3 POJK 42/2020 dan telah dilaksanakan sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.

Dalam kesepakatan tersebut, DEPO menggunakan layanan penyediaan barang impor (sourcing import product) dari SCG. Adapun nilai transaksi tersebut senilai USD165 ribu per tahun.
Adapun alasan DEPO sepakat bekerja sama dengan SCG karena SCG memiliki jaringan yang luas di mancanegara untuk membantu perseroan dalam mencari produk-produk kategori baru yang potensial maupun produk kategori existing yang sekarang sudah dijual.

Sumber : https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=DEPO_Sepakat_Gandeng_SCG_Untuk_Datangkan_Produk_Impor&news_id=167069&group_news=IPOTNEWS&taging_subtype=PG002&name=&search=y_general&q=,&halaman=1

Samudera Indonesia (SMDR) Suntik Modal Anak Usaha Rp.13,5 Miliar

JAKARTA — Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menggelontorkan suntikan modal ke anak usaha, PT Masaji Prayasa Cargo (MPC) senilai Rp13,5 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi Perserkan, transaksi yang telah dilakukan oleh Perseroan adalah penambahan penyertaan modal oleh Perseroan melalui injeksi modal sebesar Rp13,5 miliar yang akan dilakukan melalui pengeluaran 13.500 lembar saham baru oleh MPC.

“Seluruh saham yang dikeluarkan akan diambil bagian oleh Perseroan,” tulis Farida Helianti, Corporate Secretary SMDR dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (5/7/2023). Transaksi penyertaan modal oleh Perseroan kepada MPC diharapkan dapat memperbaiki dan memperkuat kondisi ekuitas dan posisi keuangan MPC serta meningkatkan pendapatan dan laba Perseroan.

“Penyertaan modal diharapkan dapat meningkatkan peluang MPC untuk memenangkan tender pekerjaan dan proyek-proyek strategis sekaligus memberikan nilai tambah bagi Perseroan yang sejalan dengan kepentingan pemegang saham. Hal ini juga sekaligus sejalan dengan rencana Perseroan untuk terus dapat meningkatkan kepemilikan saham dalam MPC,” ungkapnya.

Transaksi penyertaan modal tersebut bukan merupakan Transaksi Material karena nilai transaksi yang merupakan kurang lebih 0,13 persen dari nilai ekuitas Perseroan yaitu sebesar US$646,48 juta berdasarkan laporan keuangan Perseroan per 31 Desember 2022 yang telah diaudit.

Adapun, Perseroan dan MPC memiliki hubungan afiliasi sebagaimana dimaksud dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal, di mana Perseroan sebagai pemegang saham mayoritas dan Direktur Utama Perseroan Bani Maulana Mulia juga menjabat sebagai Komisaris di MPC.

Menyusul transaksi ini, harga saham SMDR pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (5/7/2023) terpantau naik 4,71 persen atau 18 poin ke Rp400. Sepanjang hari ini saham SMDR bergerak di kisaran Rp380 – Rp406.

Sepanjang 2023 berjalan, harga saham SMDR tercatat naik tipis 1,52 persen. Sementara, dalam setahun harga sahamnya anjlok 40,30 persen.

Sumber : https://market.bisnis.com/read/20230705/192/1671963/samudera-indonesia-smdr-suntik-modal-anak-usaha-rp135-miliar

Tambah Kapasitas, Uni Charm Beli Mesin Produksi Senilai Rp185,37 Miliar

JAKARTA – Manajemen PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) mengumumkan, pihaknya telah melakukan pembelian asset, berupa mesin pabrik untuk produksi jenis celana dewasa ukuran XL dan XXL dari  Unicarm Corporation Jepang (UC Jepang) pada Jumat (30/6).

Direksi UCID dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/7) mengemukakan, harga pembelian mesin tipe MC55 dan mesin tipe MC56 milik UNCR oleh Perseroan masing-masing sebesar Rp137,24 miliar dan Rp 48,13 miliar. Dengan demikian nilai transaksi seluruhnya mencapai Rp 185,37 miliar.

“Dana pembelian mesin pabrik untuk produksi tersebut berasal dari kas Perseroan,” tulis Direski UNIC dalam pengumuman tertulis, Senin (3/7).

Menurut Direksi, transaksi pembelian mesin pabrik ini bertujuan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan usaha utama UCID. Transaksi ini, papar Direksi, akan memberikan manfaat yang besar bagi Perseroan karena dapat meningkatkan jumlah kapasitas produksi popok dewasa.

Unicharm Corporation, Jepang merupakan pemegang saham pengendali UNIC dengan kepemilikan mencapai 59,20% saham. Selain UC Jepang, PT Purinusa Eka Persada merupakan pemilik 20,80% saham UCID, dan sisanya atau 20% saham UCID dimiliki oleh publik.

Per Maret 2023, UNIC membukukan pendapatan sebesar Rp2,76 triliun, meningkat 8,6% dari Rp2,54 triliun pada Januari-Maret 2022. Dari pendapatan tersebut, Perseroan membukukan laba Rp91,75 miliar pada januari-Maret 2023. Angka ini naik 3,2% disbandingkan Rp88,88 miliar periode sama 2022.

Sumber : https://stockwatch.id/tambah-kapasitas-uni-charm-beli-mesin-produksi-senilai-rp18537-miliar/

Indika Energy (INDY) Lakukan Pinjaman Afiliasi Senilai US$ 4,70 Juta

JAKARTA. Dua anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) melakukan pinjaman afiliasi. Pada tanggal 28 Juni 2023, Indika Capital Pte. Ltd. (ICPL) telah menandatangani perjanjian pinjaman antar perusahaan dengan PT Energi Makmur Buana (EMB).

ICPL adalah anak perusahaan terkendali sepenuhnya secara tidak langsung oleh INDY, sedangkan EMB adalah anak perusahaan yang dimiliki  INDY secara tidak langsung sebesar 51%.

ICPL telah menyetujui untuk memberikan pinjaman fasilitas dengan nilai maksimum US$ 4,70 juta. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan kegiatan operasional lainnya di Energi Makmur Buana.

Pinjaman ini memiliki jangka waktu/tenor 5 tahun, dengan bunga 8,4% per tahun yang terutang setiap semester pada bulan Juni dan Desember. Pembayaran Kembali dilakukan pada saat tenor berakhir, dengan opsi pembayaran kembali lebih awal.

Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/indika-energy-indy-lakukan-pinjaman-afiliasi-senilai-us-470-juta